Rabu, 24 September 2008

Mohon Maaf lahir dan batin






lagu2










"Aku adalah anak gembala…"






http://zawa.blogsome.com/2006/07/06/zawaminiplayer/

Sekolah yang Menggairahkan

Perkembangan otak yang paling pesat adalah pada rentang 0-8 Tahun, baik secara fisik maupun intelektual. delapan puluh persen perkembangan otak terjadi antara usia nol sampai 6 tahun selama masa tersebut IQ anak dapat melonjak dengan drastis jika memperoleh rangsangan yang tepat dari orang tuanya maupun pengasuh di day-care ( Pembantu, maupun sekolah playgroup sampe TK )

Itulah masa paling penting untuk membangun learning culture ( budaya belajar ), jika masa ini anak sudah memiliki budaya belajar yang tinggi anaj akan mudah mempelajari learning skill ( kecakapan dalam belajar ) yang akan dilanjutkan dengan orientation stage termasuk membangun orientasi hidup maupun orientasi akademik.
jadi yang perlu dibangun adalah budaya belajar bukan sekedar learning habit ( kebiasaan belajar ) dimana anak belajar karena sekolah memang menciptakan lingkungan akademik yang menuntut anak belajar termasuk didalamnya memberikan tugas tugas.
Perlunya budaya belajar dari learning habit yang membuat anak semangat belajar diseolah sehingga kegiatan belajar mengajar terasa bermanfaat

Budaya Belajar?
Apa semangat itu? adalah keterlibatan emosi saat melakukan kegiatan sehingga merasakan kegiatan yang mengalir itu bisa karena hati kita yang gembira, suasana yang menyenangkan, guru-guru yang asyik dimana belajar sambil bermain membuat anak kita lebih merasakan budaya belajar bukan learning habit

Tetapi...
perlunya membangun instrinsik yang kuat, karena anak-anak bisa kehilangann gairah belajar misal ketika masa playgroup menyenangkan dimana bermain sambil belajar diterapkan ketika sudah memasuki sekolah tingkat dasar karena lebih ditekankan belajar dan menurunnya waktu untuk bermain dsb.

Apa yang harus di perlukan membangun Motivasi instrinsik?
Banyak cara yang paling utama adalah menanamkan keimanan yang aktif dimana menanamkan aqidah sebagai budaya bukan hanya sebagai pengetahuan kognitif saja.


( diambil dari majalah hidayah kolom parenting oleh Mohammad fauzil adhim )

Selasa, 23 September 2008

Membuat lilin maenan

Pernah mendengar lilin mainan? Pasti ayah dan ibu dengan putra-putri yang masih balita akrab sekali dengan benda ini, karena anak-anak memang menyukainya. Beberapa sumber bahkan mengatakan bahwa bermain lilin mainan dan juga tanah liat bermanfaat untuk melatih motorik halus anak-anak, sehingga mereka lebih bisa berkonsentrasi dan lebih mudah untuk menguasai keterampilan menulis.

Untuk mendapatkannya sangat mudah. Tinggal berkunjung ke toko-toko mainan anak, supermarket, dan bahkan toko alat-alat tulis, pasti di sana tersedia lilin mainan. Tapi, memang akan terasa mahal juga harganya kalau anak-anak sangat sering bermain. Nah, ternyata kita bisa menyiasati itu dengan membuatnya sendiri. Tidak sama persis sih dengan lilin mainan yang dijual di toko-toko, tapi memiliki karakter dan fungsi yang hampir sama.

Bagi ayah-ibu yang belum tahu resep membuat "lilin" mainan, berikut saya berikan informasinya:

Bahan:
- 1/4 kg tepung terigu
- 1 gelas garam
- pewarna makanan berbagai warna (setidaknya 3 warna utama: merah, biru, kuning; warna lainnya bisa dihasilkan dari campuran 3 warna tersebut)
- 3 sendok minyak goreng
- 1/4 gelas air

Cara membuat:
- Campurkan terigu, garam, minyak, dan air menjadi satu lalu uleni (seperti adonan roti) sampai adonan tidak lengket di tangan dan wadahnya.

- Bagilah adonan tersebut menjadi beberapa bagian
- Berilah setiap bagian dengan warna berbeda sesuai selera
- lilin mainan buatan sendiri siap dimainkan

Catatan: Kalau menginginkan lebih banyak adonan, jumlah bahan tinggal ditambah dengan komposisi yang seimbang sesuai resep pertama.

Supaya lebih seru, kita bisa siapkan juga cetakan berbagai bentuk. Mungkin bisa mempergunakan cetakan kue milik ibu di rumah, tapi sebaiknya dengan pengawasan karena cetakan kue biasanya terbuat dari logam dan agak tajam.

Tips
- Wadahi lilin buatan dengan nampan supaya tidak berceceran di lantai atau karpet.

- Kalau mempergunkan karpet sebagai alas duduk, pilihlah karpet berbahan dasar plastik (bukan bludru) supaya lebih mudah dibersihkan.

- Supaya "lilin" ini bisa dipergunakan lagi dalam beberapa hari pemakaian (maksimal 7 hari), ayah-ibu bisa membungkusnya dengan plastik tertutup lalu menyimpannya di lemari es setelah dipakai, tapi hanya di bagian pendingin bukan di bagian pembeku (freezer).

Semoga bermanfaat, selamat mencoba!

Hujani Anak Dengan Cinta


Setiap Orang Tua ingin anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yangs sehat dan merasa yakin dirinya dicintai. ekspresi cinta bisa dirasakan anak lewat peristiwa kecil sehari-hari yang tampak sepele tapi sangat bermakna bagi anak.

Ungkapan perasaan kepada anak tak cukup hanya diucapkan, karena anak2 masih butuh ungkapan yang ekspresif misal sambil dipeluk, dikecup atau dalam bentuk sentuhan ada beberapa cara memberikan apresiasi kepada anak agar merasa dicintai oleh orang tuanya ...

1. Sejumput cinta sebelum anak tertidur
Masuklah kekamarnya, berikan kecupan sayang, katakan mama dan papa seneng sekali
Cuci kaki sebelum tidur, sikat gigi atau hal2 yang membanggakan buat anak

2. Membacakan cerita atoe dongeng sebelum tidur
Anda bisa membacakan tokoh2 favorit yang dia senengi sehingga akan menjadi bekal
mimpinya ( kalo bisa jangan cerita yang seram misal hantu, cerita2 menakutkan )
karena kadang akan terbawa dalam mimpi anaknya

3. Buatkan anak sepucuk surat untuk anak anda, meskipun anda tidak sedang keluar
kantor
Untuk anak yang sudah mulai pandai membaca tak ada salahnya anda memberikan
kejutan berupa surat cinta yang bisa anda taruh diatas bantalnya, buat kata-kata
yang simpel cukup menunjukan papa dan mama sayang padanya

4. Berikan kartu ucapan yang lucu2
Buat sendiri dan menjadi kejutan saat dia membacanya ketika dia membuka tas
sekolah ataoe saat bangun tidur

5. Letakkan foto keluarga dikamar tidurnya

6. Merekam dengan VCD
Setiap momen indah yang menyangkut kegiatan anak misalnya ulang taoen, Pentas
seni, bermain pastikan rekaman itu menjadi koleksi berharga sampe ia dewasa

7. Tulis pesan singkat
Tulis pesan singkat untuk anak ditempat dia biasa bermain atao beraktifitas

8. Buatlah album khusus untuk masing- masing anak anda \
misal saat pertama mencoret2 kertas, membuat gambar dll

Contoh kecil tulisannya..


Puteri kecilku
mama amat menyayangimu
K-lo udah besar jadi anak sholehah ya

Love mama

Jumat, 05 September 2008

Puteri kecilku belajar menyanyi....

Usia puteri kecilku " Anna Zahira MAsyudah " udah memasuki 2 tahun, 27 Agustus 2008 kemaren 2 hari yang lalu kita lagi maen diruang keluarga tiba-tiba puteri kecilku bernyanyi"
" Nina bobo' oh nina bobo
" Kalo tidak bobo' digigit kuda " biasa sebab papanya kalo mau nidurkan puteri kecilnya nyebutin kuda jadi puteri kecilku mengikutinya.

Ada beberapa lagu yang sudah dihapalkannya. misalnya saya sih ngak tau judulnya lagunya seperti ini yang biasa di TV " naek-naek kepincak gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara ( sama puteri kecilku diganti strowberi ) kaya' di TV.
Sekarang papa liat puteri kecilku suka menyanyi dan berjoget ( maksudnya ) badannya digerak-gerakkan/ digeol kanan kiri jadi semakin lucu aja deh.
terima ksih juga saya ucapkan pada khadimat dirumah dimana kadang memberikan pelajaran yang berharga buat puteri kecilku misalnya bernyanyi, menggambar dan permainan yang lainnya..

Senin, 01 September 2008

Jangan terlalu protective pada Anak


" Anna jangan lari-lari nanti jatuh!" " kamu juga ngak boleh makan es krim dan permen nanti batuk pilek!" " Anna jangan bermain pasir, jangan bermain air dll " " anna jangan bermain air dilantai nanti jatuh "
Banyak orang tua bersikap begitu karena orang tua terlalu khawatir akan keselamatan dan kesejahteraan putra/putrinya. rasa khawatir adalah lumrah asal tidak terlalu berlebihan.

orang tua terlalu protektif pada anaknya cenderung tidak memberikan tugas yang menumbuhkan kemandirian anak dan rasa tanggung jawab karena kekhawatirannya. dampaknya anak merasa tidak yakin bahwa mereka dapat melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya secara mandiri, anak jadi manja dan menolak melakukan sesuatu dengan sendirinya. misal kita kurang peduli bahwa penjelasan dan pengarahan kepada anak sangat penting sekali contoh pada puteri keciku ( saat ini berusia 2 tahun ), dimana anak akan menirukan perilaku orang tua yang ada disekitarnya mulai dari perbuatan, sikap dan ucapan. ketika kita lagi pada kumpul diruang keluarga, habis makan cemilan tiba-tiba...puteri kecilku membawa sampahnya ke dapur sambil lari terus mencari tempat sampah, saya tiba2 nyeletuk " eh mau dibawah kemana sampahnya ".. terlihat puteri kecilku sambil tertawa dan lari mencari temapt sampah dan dibuangnya sampah itu ke tempat sampah yang telah disediakan. perilaku itu pernah diajarkan oleh mama nya. sambil maen anak diajak bicara " anna selesai makan, kalo ada sampah harus dibuang ketempat sampah ya....( sambil mama nya menirukan gerakan cara membuang sampah ) ya... mama.. kata puteri kecilku. dari saat itu puteri kecilku udah mulai terbiasa untuk membuang sampah di tempat sampah walaupun kadang suka lupa juga yang penting adalah bagaimana kita selalu mengingatkan putra/putri kita. Erikson mengungkapkan anak berusia 6 tahun sampai 12 tahun adalah massa ketika anak mulai belajar untuk mandiri dan bertanggung jawab dimana anak selain dirinya sudah bisa bertanggung jawab terhadap lingkungannya misal menutup jendela rumah kalo sudah sore, mencuci piring, menyapu dll. sedangkan usia 3 sampai 6 tahun adalah masa anak memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap diri dan lingkungannya. pada usia ini mereka mencari tahu mengenai apa saja hal yang mampu ia lakukan maka secara tidak langsung akan belajar berbagai hal yang baru misalnya ketika bertemu teman main pasir, ya mereka akan bermaen pasir. jika kita terapkan pola asuh yang over protectif maka otomatis tumbuh kembang anak ada yang terganggu dan anak kurang mempunyai inisiatif dalam melakukan hal-hal yang baru Solusi dalam pola pengembangan anak adalah dengan memberikan alasan dan penjelasan yang bisa dimengerti oleh anak apa dampak buruknya, apa dampak baiknya dan segala hal sehingga anak sudah bisa membuat suatu keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri. misal ketika kita makan rujak yang pedes, kita ngak melarang puteri kecilku untuk ikut makan rujak tapi sebelumnya kita memberi peringatan" anna rujak ini pedes..huah..huaah...jadi anna ngak boleh makan rujak nanti kepedasan, plus bikin perut sakit. tapi namanya anak tetap aje dimakan tuh rujak. akhirnya dengan sendirinya puteri kecilku merasakan kepedasan dan akhirnya ngak mau makan lagi.. ma..mimik .. ma ..pedes... sambil ngobrol " lho benerkhan kata papa rujak plus sambalnya pedes.." lain waktu ketika kita makan rujak lagi puteri kecilku cuma ngomong" ma ruja pedes ya ma..ya ma... ketika kita tawarin dia ngak mau. intinya biarkan anak kita bermain, melakukan sesuatu asal dalam pengawasan kita, ketika terjadi sesuatu biarkan dia berekspresi ketika dia merasakan dampak negatifnya, masa yang akan dia akan maen yang sama cuma akan lebih waspada.